Beranda Forum Radio HT Katalin Kariko, Ilmuwan di Balik Teknologi mRNA dan Vaksin Pfizer

Melihat 1 tulisan (dari total 1)
  • Penulis
    Tulisan-tulisan
  • #8268
    arthurcarl74
    Peserta

    Namanya dikenal dunia sejak pandemi Covid-19. Katalin Kariko berhasil berbagi teknologi messenger ribonucleic acid (mRNA) buat membuat vaksin virus corona.

    Kariko artinya seseorang ahli biokimia dari Hungaria. ia lahir di 17 Januari 1955 serta waktu ini menjabat Wapres senior BioNTech serta kepala terapi pengganti protein RNA. Selain itu, beliau jua ialah asisten profesor bedah saraf di University of Pennsylvania, Amerika perkumpulan.

    Ilmuan ini kerap dipuji sebagai pahlawan global berkat kontribusinya dalam membantu meningkatkan kecepatan pengembangan vaksin Pfizer serta Moderna. Namanya bahkan dianggap layak menerima penghargaan Nobel.

    Lahir pada Szolnok, sebuah kota di bagian tengah Hongaria, Karikó hidup menjadi gadis yg senang . semenjak mungil, melansir berasal berbagai media, ia tertarik pada ilmu alam serta biologi.

    Bibit ketertarikan ini timbul karena ayahnya merupakan seseorang tukang daging. dia senang mengamati jeroan, hati, serta organ binatang waktu ayahnya bekerja.

    pada 1970-an, Karikó terdaftar menjadi mahasiswa biokimia Universitas Szeged, Hongaria, sampai menyandang gelar PhD. sehabis menuntaskan tesis doktornya, ia menjadi peneliti di Institut Biokimia di Akademi Ilmu Pengetahuan Hongaria.

    Karikó memusatkan perhatiannya ke hayati molekuler dan mRNA. Keduanya merupakan bidang penelitian yg sangat baru saat itu. dia mulai mengerjakan penelitian mRNA pertama kali pada laboratorium Hongaria pada 1978. Kajiannya terutama wacana bagaimana terapi mRNA dapat mengatasi virus.

    di 1985, melansir berasal The Telegraph, Karikó bersama suami serta putrinya hijrah ke Amerika serikat. ia melanjutkan studi pascadoktoral pada Temple University di Philadelphia, sembari melanjutkan penelitiannya terkait mRNA.
    bepergian Karier Katalin Kariko

    Melansir berasal Forbes, bepergian Kariko hingga teknologi mRNA diakui global cukup berliku. di satu titik, dia pernah diturunkan produk jafra pangkatnya sebab seseorang bos menduga teknologinya terlalu baru.

    Berulang kali beliau permintaan hadiah atau dana donasi buat penelitiannya ditolak. Bahkan sesama ilmuwan memandangnya dengan skeptis.

    di 1990an, Kariko menghabiskan sebagian akbar waktunya buat mengajukan permintaan biaya penelitian teknologi mRNA. pada syarat tersebut, ia tak pernah meragukan kekuatan mRNA buat melawan penyakit.

    Kariko terus melangkah maju. Butuh ketika empat dasa warsa sampai dia bisa pertanda kebenaran penelitiannya.

    dalam wawancara menggunakan The Telegraph di Desember 2020 lalu, beliau menyebut keberhasilannya yang tertunda tidak lantas membuatnya terjatuh. ia memahami bagaimana harus bangkit. “aku selalu suka bekerja. saya membayangkan bagaimana semua penyakit yang mampu saya obati,” ucapnya.

    di 2013, bersama ahli infeksi penyakit pada Penn Medicine Philadelphia, Drew Weissman, Kariko akhirnya berhasil melisensikan teknologi mRNA ke BioNTech. Perusahaan asal Jerman itu kini bermitra menggunakan Pfizer.

    beserta perusahaan tersebut, Kariko melakukan penelitian buat menyebarkan vaksin Covid-19 memakai teknologi mRNA. Sempat terjadi berbagai kendala, Kariko optimistis vaksin tadi akan bekerja serta membantu mengakhiri pandemi. Keyakinannya terletak pada kekuatan mRNA.

    pada November 2020, Pfizer serta BioNTech mengukir sejarah dengan mengumumkan vaksin virus coronanya memiliki efektivitas lebih dari 90%. Teknologi vaksin ini jadi yang pertama pada dunia.

    Vaksin berbasis mRNA terbukti menjadi solusi tercepat serta paling efektif dalam membangun respon kekebalan terhadap virus corona. Cara kerjanya tidak selaras menggunakan vaksin konvensional yg memakai virus atau kuman yang dilemahkan.

    Vaksin mRNA menggunakan komponen rekayasa genetik agar menyerupai kuman atau virus eksklusif. saat masuk ke tubuh, vaksin membawa informasi yg memungkinkan sel tubuh insan membentuk imunitas atau kekebalan.

    menggunakan teknologi tersebut, pembuatan vaksin dilakukan secara kimiawi, tanpa membutuhkan sel atau patogen. Proses produksinya pun menjadi lebih sederhana. kini , vaksin mRNA telah didistribusikan ke seluruh global buat mencegah penyebaran Covid-19.

    Bagi Kariko, terobosan ini bukan hanya sekadar keberhasilan vaksin dalam membantu menurunkan gelombang pandemi. Lebih jauh berasal itu, dia melihat ini menjadi bentuk validasi atas keyakinannya di potensi mRNA di sepanjang kariernya.

    Akhirnya, teknologi yg ditelitinya sekian lama dianggap menjadi gerbang generasi baru perawatan dan penyembuhan medis. Namanya yang sebagai sorotan global membentuk dirinya bangga sekaligus tidak percaya. “aku tak pernah membayangkan teknologi ini akan jadi sorotan, aku jua belum siap untuk sebagai sentra perhatian,” ujar Karikó.

Melihat 1 tulisan (dari total 1)
  • Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.