Beranda Forum Topik Lain-Lain Fosil Paraceratherium Linxiaense Mamalia Darat Terbesar di Dunia

Melihat 1 tulisan (dari total 1)
  • Penulis
    Tulisan-tulisan
  • #8204

    Fosil Paraceratherium Linxiaense telah ditemukan pada Barat bahari China. Peneliti berhasil menemukannya berupa tengkorak binatang dengan usia 25,lima juta tahun. Tengkorak tadi sudah diidentifikasi menjadi badak purba super besar. Bahkan sebagai salah satu mamalia terbesar yg pernah hidup pada bumi ini.

    Fosil tersebut ternyata terawetkan menggunakan baik. Para ilmuwan lalu menganalisis secara mendalam dan memberikan harga kamera mirrorless nama tadi yg menjadi spesies keenam berasal genius badak yang tidak bertanduk yg mereka temukan di Eurasia.

    Paraceratherium merupakan subfamili dari keluarga Rhinocerotoidea dan termasuk dalam badak terbaru. Hal tadi dari penelitian tengkorak yg tidak lengkap.

    dari fosil yg tidak lengkap tersebut membentuk para peneliti sulit menjabarkan. namun asumsi berat dari badak raksasa tersebut mulai dari 11 sampai 20 ton.

    Melansir Science Alert, para ilmuwan kesulitan buat menyimpulkan ukuran sempurna hewan tadi. namun semasa hidup, badak tadi mempunyai tinggi 4,8 meter dan memiliki berukuran setinggi jerapah.

    Selain itu para ilmuwan menyimpulkan kalau Paraceratherium Linxiaense menjadi badak terbesar dalam genus tadi.

    Hal tadi kemudian berbanding menggunakan fosil badak super besar lainnya yg pula ditemukan, spesies tersebut mempunyai btg hidung yang pendek dengan leher yg sangat panjang.

    Sedangkan rongga hidung fosil Paraceratherium Linxiaense lebih mendalam. Bahkan bentuk tubuhnya tidak mempunyai cula atau lebih seperti dengan tapir.
    Jejak Fosil Paraceratherium

    pada lebih kurang 25 juta tahun yg lalu, badak tadi memang memiliki tinggi lebih dari 16 kaki. binatang tadi menjelajahi bumi.

    Sepanjang sejarah, mamalia ini adalah mamalia darat terbesar yg pernah hidup. tetapi sejarah evolusi serta penyebarannya di Asia membuat para ilmuwan kesulitan serta galau.

    menurut para ilmuwan, hewan tadi bergerak melalui China, Mongolia, ke Kazakhstan sampai Pakistan. Sedangkan tim peneliti oleh pemimpin Ding Tao asal Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology serta menerbitkan temuan tahun 2015 di Studi baru minggu ini, yakni pada jurnal Communications Biology.

    penemuan tersebut terdiri asal tulang rahang, fosil tengkorak, serta gigi yg telah mengalami proses pengawetan. Selain itu terdapat bagian tubuh kawasan kepala terhubung ke tulang belakang. Fosil tadi ada 3 tulang belakang.

    berasal residu fosil Paraceratherium Linxiaense sudah memberikan lebih jelasnya yg cukup buat membangun contoh 3D digital. Hal tersebut bermanfaat buat membandingkannya menggunakan badak super besar lainnya yg jua telah menjadi temuan.

    Maka selanjutnya akan mengarahkan kepada mereka untuk lebih mengklasifikasikan spesies baru tersebut. Hal yang menonjol menjadi perbedaan ialah menggunakan lehernya yang panjang serta fleksibel.

    Fosil yg langka tadi memang ada pada Provinsi Gansu, China. Selain itu di perbatasan Timur laut Dataran Tinggi Tibet dan berasal dari Oligosen akhir. Hal tersebut pada era yang berlangsung lebih kurang 34 juta tahun sampai 23 juta tahun yg kemudian.

    Ternyata badak tadi bahkan lebih akbar berasal badak terbaru. Tingginya mencapai 16 kaki pada bahu serta berat 40.000 ton tanpa tanduk.

    dalam penelitian yg terbit pada Jurnal Communications Biology, para ilmuwan menganalisis fosil yang mereka temukan di desa Wang Jia Chuan yakni pada tahun 2015. serta memberikan bahwa spesies fosil Paraceratherium Linxiaense tadi berbeda asal lainnya.
    akibat perkiraan Penelitian

    Para peneliti menuliskan bahwa terdapat kemungkinan wilayah Tibet bisa menampung sejumlah wilayah menggunakan level ketinggian cenderung lebih rendah.

    Hal tadi kemungkinan kurang dari 2000 meter selama Oligosen serta subspesies dari badak super besar bisa menyebar bebas. Hal ini pada hampir sepanjang pantai timur asal lautan Tethys. Kemungkinan juga di beberapa dataran rendah pada wilayah tersebut.

    Peneliti menemukan pada awal Oligosen menyebar ke barat hingga Kazakhstan menggunakan keturunan yg semakin berkembang ke Asia Selatan.

    lalu pulang ke utara buat melintasi wilayah Tibet untuk membentuk Paraceratherium Lianxianense. sampai akhirnya ke bagian Timur pada Cekungan Linxia.

    dengan syarat tropis akhir di Oligosen tadi mendorong badak super besar akan balik ke Utara sampai ke Asia Tengah.

    Hal tersebut berarti wilayah Tibet belum setinggi dataran tinggi. Fosil Paraceratherium Linxiaense menjadi keliru satu bukti bahwa terdapat kehidupan hewan badak yang terbesar yang hayati masa kemudian yang masih wajib ilmuwan teliti.

Melihat 1 tulisan (dari total 1)
  • Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.